Selasa, 24 Maret 2009

METODE PENELITIAN FILSAFAT


Arti Metode

Secara harfiah kata metode berasal dari yunani yaitu Metodos, meta artinya menju, melalui, sesudah, mengikuti, dan hodos artinya jalan, cara atau arah. (istilah yunani itu berasal dari bahasa latin methodus). Metode dalam artian luas adalah cara bertindak menurut system atau aturan tertentu. Sedangkan metode dalam artian khusus yaitu cara berpikir menurut aturan atau system tertentu.

Arti Penelitian

Penelitian dalam tinjauan sosial adalah suatu proses yang berupa suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis untuk memperoleh pemecahan permasalahan atau mendapatkan jawaban atas pertanyaan tersebut.(R.H. Sumitro, 1982:19).

Unsur-unsur Metodologi

Unsur-unsur metodologi sebagai mana telah dirumuskan oleh Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair dalam Buku metodologi penelitian filsafat (1994), antara lain dijelaskan sebagai berikut :

1. Interprestasi

Artinya menafsirkan, membuat tafsiran, tetapi tidak yang bersifat subyektif (menurut selera orang yang menafsirkan) melainkan harus tertumpu pada evidensi obyektif, untuk mencapai kebenaran yang otentik. Dengan interprestasi ini diharapkan manusia dapat memperoleh pengertian dan verstehen interprestasi.

2. Induksi dan Deduksi

Menurut Berling, bahwa setiap ilmu terdapat penggunaan metode induksi dan deduksi, adapun pengertiannya adalah :

a. Induksi

Induksi adalah proses penalaran dari hal-halyang bersifat khusus kehal-hal yang bersifat umum.

b. Deduksi

Deduksi adalah proses dari penalaran dari yang bersifat umum kehal-hal yang bersifat khusus.

3. Koherensi Intern

Yaitu usaha untuk memahami secara benar guna memperoleh hakikat dengan menunjukkan semua unsure-unsur structural dilihat dalam suatu struktur yang konsisten, sehingga benar-benar merupakan internal struktur atau Intenalrelations.

4. Holistic

Yaitu tinjauan secara lebih dalam untuk mencapai kebenaran secara utuh. Objek dilihat interaksi dengan seluruh kenyataannya.

5. Kesinambungan Historis

Jika ditinjau menurut perkembangannya, manusia itu adalah makhluk histories. Manusia disebut demikian karena, ia berkembang dalam pengalaman dan pikiran, bersama dengan lingkungan zamannya.

6. Idealisasi

Penelitian filsafat berusaha untuk memahami kenyataan secara lebih mendalam, karena yang tersembunyi dalam kenyataan adalah a possible world; atau dapat juga disebut a potential mode of human existence.

Idealisasi merupakan proses untuk membuat ideal, artinya upaya dalam penelitian untuk memperoleh hasil yang ideal atau yang sempurna.

7. Komparasi

Adalah usaha membandingkan sifat hakiki dalam objek penelitian sehingga dapat menjadi lebih jelas dan tajam

8. Heuristika

Adalah metode untuk menemukan jalan baru secara ilmiah untuk memecahkan masalah.

9. Analogical

Adalah filsafat meneliti arti, nilai dan maksud yang diekspresikan dalam fatkta dan data. Dengan demikian, akan dilihat analogi antara situasi dan kasus yang terbatas dengan yang lebih luas.

10. Deskripsi

Seluruh hasil penelitian harus dapat dideskripsikan , ada kesatuan mutlak antara deskripsi dan fikiran seperti adanya jiwa dan raga.

Alat-alat Metodologi

Menurut Prof. Drs. Notonagoro dalam buku metodologi penelitianfilsafat (1975), ada empat macam alat metodologi penelitian filsafat, yaitu :

2. Definisi

3. Pembagian

4. Pembuktian

5. Metodologi

Hipotesis dan Cara Mengujinya

Hipotesis adalah pendapat atau kesimpulan sementara, dengan kata lain, suatu pendapat yang kita gunakan untuk menangkap kenyataan kebenaran dari suatu hal yang belum terbukti kebenarannya atau dalam kata lain baru merupakan penjelasan percobaan ke arah perjalanan penjelasan yang pasti.

Syarat – syarat Hipotesis

a. Hipotesis tidak boleh bertentangan dengan keadaan-keadaan, hukum-hukum, atau aturan yang berlaku bagi akal manusia.

b. Hipotesis tidak boleh hanya merupakan penyifatan yang bersifat deskriptif, tetapi harus sungguh-sungguh merupakan penjelasan

c. Karena merupakan percobaan sementara, maka hipotesis harus mengandung kemungkinan adanya factor yang mendukung kebenarannya.

Cara Menguji Hipotesis

1. Dengan eksperimen-eksperimen, pembuktian langsung dan tidak langsung, dan juga dengan bukti kemustahilan. Hipotesis harus dicek atau diverifikasikan.

2. Dengan mengambil kesimpulan yang logis dari hipotesis itu, yang cocok dengan pengamalan dan kenyataan yang telah diketahui.

3. Tida k perlu adanya bantuan dari hipotesis yang lain, baik yang lebih tinggi maupun yang seimbang, karena didalam dirinya sudah terkandung unsure yang cukup untuk menjelaskan fakta. Dan apabila terpaksa diperlukan hipotesis lain, hipotesis itu sifatnya hanya membantu.

Filsafat Islam

Dari segi bahasa, filsafat Islam terdiri dari gabungan kata filsafat dan Islam. Kata filsafat berasal dari kata philo yang berarti cinta dan kata sophos yang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian secara bahasa filsafat berarti cinta terhadap ilmu atau hikmah. Dalam hubungan ini, Al-Syaibani berpendapat bahwa filsafat bukanlah hikmah itu sendiri, melainkan cinta terhadap terhadap hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya dan menciptakan sikap positif terhadapnya. Utuk ini ia mengatakan bahwa filsafat berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat, dan berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia.

Selanjutnya kata islam berasal dari bahasa arab aslama, yuslimu islaman yang berarti patuh, tunduk, berserah diri, serta memohon selamat dan sentosa. Kata tersebut berasal dari salima yang berarti selamat, sentosa, aman dan damai. Selanjutnya islam menjadi suatu istilah atau nama bagi agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad SAW. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya satu segi, tapi mengenai berbagi segi dari kehidupan manusia. Sumber dari ajaran-ajaran yang mengambil berbagai aspek itu adalah Al-Qur’an dan hadist.

Amin Abdullah berpendapat tentang masalah ini ia mengatakan “ meskipun saya tidak setuju untuk mengatakan bahwa filsafat islam tidak lain dan tidak bukan adalah rumusan pemikiran muslim yang ditempeli begitu saja dengan konsep yunani, namun sejarah mencatat bahwa mata rantai yang menghubungkan gerakan pemikiran filsafat islam era kerajaan abasiyah dan dunia luar wilayah islam, tidak lain adalah proses panjang asimilasi dan akulturasi kebudayaan islam dan kebudayaan yunani lewat karya-karya filosof muslim, seperti :

6. Al-kindi (185 H/801 M – 260 H/873 M)

7. Al-Farabi (258 H/870 M-339H/950M)

8. Ibnu Miskawaih (320H/923M-421H/1030M)

9. Ibn Sina (370H/980M-428H/1037M)

10. Al-Gazali (450H/1058M-505H/1111 M)

11. Ibnu Rusyd (520H/1126M-595H/1198M)

12. Ibn Bajjah (Wafat 533 H/1138 M)

13. Ibn Tufail (Wafat 581 H/1185 M)

Kesemuanya itu merupakan spesifik dan orisinal karya filosof muslim. Memang Al-Qur’an membawa cara yang sama sekali baru untuk melihat Tuhan dan alam, dan juga membahas hukum-hukum yang tidak dapat diredusir dalam filsafat Yunani.


Sumber :

Sudarto, Metode Penelitian Filsafat,hlm. 41

Ricoeur, 1982: 16

Louis O. Kattsof, Pengantar Filsafat (terj.) soejono soemargono dari judul asli Element of Philosophi,

(Yogyakarta : Bayu Indra Grafika,1989), cet. Ke-6.h. 11. lihat pula Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam,

(Jakarta: Bumi Aksara,1994), cet.ke-4. h .1.

Oemar mohammad al-toumi al syaibani, Filsafat Pendidikan islam (terj.) Hasan langgulung dari judul asli Falsafat

al-tarbiyah al-islamiyah,(Jakarta: Bulan Bintang, 1979) cet.ke-1.h. 25.

Lihat Maulana Muhammad Ali, islamologi Dinul Islam,(terj) R. Kaelani dan H>M> Bacrun,(Jakarta: Ictar Baru-Van

Hoeve,1980), Hal. 2. Lihat juga Nasrudi Razak, Dienul Islam, (Bandung: Al-Ma’arif,1977)cet. II, hlm. 60

Ibid, hlm. 60

Harun Nasution, islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: Universitas Indonesia,1979), cet. I,hlm. 24

Amin, Abdullah,Aspek Epistomologis Filsafat Islam Dalam irama Fatimah (Ed.)Filsafat Islam, (Yokyakarta: Lembaga Studi Filsafat Islam ,1992) cet.I, hlm. 32-33. Lihat pula Roger Garaudy, op. cit, hlm. 145.